-->

Sabtu, 11 April 2009

TANDA-TANDA ILMU YANG BERMANFAAT

Ditulis pada Juli 17, 2008 oleh aboezaid
Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ilmu yang bermanfaat dapat diketahui dengan melihat kepada pemilik ilmu
tersebut. Di antara tanda-tandanya adalah:
[1]. Orang yang bermanfaat ilmunya tidak peduli terhadap keadaan dan kedudukan
dirinya serta hati mereka membenci pujian dari manusia, tidak menganggap
dirinya suci, dan tidak sombong terhadap orang lain dengan ilmu yang
dimilikinya.
Imam al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) rahimahullaah mengatakan, "Orang yang
faqih hanyalah orang yang zuhud terhadap dunia, sangat mengharapkan kehidupan
akhirat, mengetahui agamanya, dan rajin dalam beribadah. � Dalam
riwayat lain beliau berkata, "Ia tidak iri terhadap orang yang berada di
atasnya, tidak sombong terhadap orang yang berada di bawahnya, dan tidak
mengambil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta'ala ajarkan
kepadanya. � [1]
[2]. Pemilik ilmu yang bermanfaat, apabila ilmunya bertambah, bertambah pula
sikap tawadhu', rasa takut, kehinaan, dan ketundukannya di hadapan Allah Ta'ala.
[3]. Ilmu yang bermanfaat mengajak pemiliknya lari dari dunia. Yang paling
besar adalah kedudukan, ketenaran, dan pujian. Menjauhi hal itu dan
bersungguh-sungguh dalam menjauhkannya, maka hal itu adalah tanda ilmu yang
bermanfaat.
[4]. Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan tidak berbangga
dengannya terhadap seorang pun. Ia tidak menisbatkan kebodohan kepada seorang
pun, kecuali seseorang yang jelas-jelas menyalahi Sunnah dan Ahlus Sunnah. Ia
marah kepadanya karena Allah Ta'ala semata, bukan karena pribadinya, tidak pula
bermaksud meninggikan kedudukan dirinya sendiri di atas seorang pun. [2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah membagi ilmu yang
bermanfaat ini -yang merupakan tiang dan asas dari hikmah- menjadi tiga bagian.
Beliau rahimahullaah berkata, "Ilmu yang terpuji, yang ditunjukkan oleh
Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang diwariskan dari para Nabi, sebagaimana
disabdakan Rasulullah shallallaahu `alaihi wa sallam.
"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan mereka tidak mewariskan
dinar dan tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa yang
mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak. � [3]
Ilmu Ini Ada Tiga Macam:
[1]. Ilmu tentang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat- Nya serta hal-hal yang
berkaitan dengannya. Contohnya adalah sebagaimana Allah menurunkan surat
al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan sebagainya.
[2]. Ilmu mengenai berita dari Allah tentang hal-hal yang telah terjadi dan
akan terjadi di masa datang serta yang sedang terjadi. Contohnya adalah Allah
menurunkan ayat-ayat tentang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka,
dan sebagainya.
[3]. Ilmu mengenai perintah Allah yang berkaitan dengan hati dan
perbuatan-perbuatan anggota tubuh, seperti beriman kepada Allah, ilmu
pengetahuan tentang hati dan kondisinya, serta perkataan dan perbuatan anggota
badan. Dan hal ini masuk di dalamnya ilmu tentang dasar-dasar keimanan dan
tentang kaidah-kaidah Islam dan masuk di dalamnya ilmu yang membahas tentang
perkataan dan perbuatan-perbuatan yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang
membahas tentang hukum amal perbuatan. Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu
agama. [4]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah juga berkata,
"Telah berkata Yahya bin `Ammar (wafat th. 422 H), `Ilmu itu ada lima:
(1). Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid
(2). Ilmu yang merupakan santapan agama, yaitu ilmu tentang mempelajari
makna-makna Al-Qur-an dan hadits
(3). Ilmu yang merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah
(malapetaka) datang kepada seorang hamba, ia membutuhkan orang yang mampu
menyembuhkannya dari musibah itu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud
radhiyallaahu `anhu
(4). Ilmu yang merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid'ah, dan
(5). Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang

Tidak ada komentar: